#keluh

Tulisan ini merupakan bentuk akumulasi kejengkelan saya pada orang-orang yang begitu rajin meng-approach saya.

Iya. Pernah gak sih ada temen lama yang udah lamaaaa banget gak ketemu atau mungkin temen yang dulunya gak akrab-akrab amat atau orang yang baru dikenal di suatu komunitas tiba-tiba ngehubungin kalian dengan begitu baik hatinya? Saya pernah. Beberapa kali bahkan. At first, saya agak heran campur surprised sih, semacam “yaampun ternyata dia masih inget sama gue”.

Saya mungkin terlalu naif ya. Tapi saya seneng dong ada orang yang mau jalin lagi silaturahim sama saya. Maka saya tanggapi dengan baik pula. Saling tukar kabar, cerita kesibukan saat ini, dan sebagainya dan sebagainya.

Sayangnya, kisah-kisah yang saya alami selalu mengecewakan pada akhirnya. Kenapa? Karena ujung-ujungnya mereka ternyata cuma nge-approach saya buat ikutan MLM. Yak, sekali lagi. EM-EL-EM.

Grrr!

Buyar sudah angan-angan akan persahabatan yang tulus, jalinan kekerabatan yang murni, atau ukhuwah Islamiyah yang mengharu biru. Segala pendekatan dan keterbukaan itu ternyata ujung-ujungnya hanya untuk menawarkan suatu “bisnis”. Ya okelah mungkin gak semuanya MLM atau beberapa gak mau disebut MLM. Whatever, intinya gak murni.

Sebel.

Somehow saya mikir, masih ada gak sih orang jaman sekarang yang mau dengan tulus menyapa kawan lamanya, atau menjalin kembali silaturahim semata karena memang ingin mempererat hubungan baik yang sudah dijalin? Masih ada gak sih? Masih ada gak? Jadi skeptis ane.

Kok ya tega, “memanfaat” kan network atau link untuk kepentingan finansial pribadi atau kelompok. Terserah deh ya mau ngaku apa nggak (hihi) tapi menurut saya hal-hal seperti itu tujuannya untuk finansial. Saya tau, beberapa dari mereka justru merasa datang untuk “menyelamatkan” saya. Menuju financial freedom, menuju kesuksesan di ujung sana, menuju kapal pesiar…..

….Bodo amat.

Kita gak pernah tau jenis kesuksesan apa yang akan didapat seseorang, dan menurut saya sungguhlah tidak bijak ketika kita memaksakan jenis kesuksesan versi kita kepada orang lain. Kesuksesan bagi saya tidak sekadar uang berlimpah-limpah. Apalagi bila didapat dengan jalan bikin dongkol orang lain. Kalau ditanya saya punya mimpi apa, saya punya mimpi untuk bahagia dunia akhirat. Dan itu jalannya sungguh beragam dan banyak pilihan. Jadi, jangan paksa-paksa ya. 🙂

Nah, padahal begitu banyak keutamaan bagi orang yang mau menjalin kembali silaturahim dengan sesama. Begitu banyak janji Allah bagi mereka yang mau mempererat persaudaraan. Apakah kita begitu mudah lupa sehingga lebih mengutamakan hal-hal duniawi sebagai dasar langkah kita? Atau bahkan menjadikan “jalinan silaturahim” itu sendiri sebagai dalih akan upaya dalam mendekati orang-orang targetan kita?

Ah, semoga kita dijauhi dari sifat-sifat manusia yang merugi dan terlalu mencintai duniawi.

Leave a comment